Sabtu, 21 Mei 2016

Makalah Bahasa Arab

                                                                          BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang        
Strategi merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa Strategi yang sesuai dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.
Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah menggunakan Strategi-strategi yang berbeda yang tujuannya untuk menyesuaikan perkembangan dan kemajuan zaman, dan mencapai hasil yang maksimal. Menentukan Strategi yang tepat untuk pembelajaran bukanlah hal yang mudah, karena banyaknya strategi-strategi dengan kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan. Dengan Strategi yang sesuai dan tepat, maka diharapkan sasaran dan tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat tercapai secara maksimal.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Strategi?
2.      Bagaimana Strategi Pembelajaran Menyimak?
3.      Bagaimana Strategi Pembelajaran Berbicara (Kalam) ?
4.      Bagaimana Strategi Pembelajaran Membaca (Qira’ah) ?
5.      Bagaimana Strategi Pembelajaran Menulis (Kitabah) ?
6.      Bagaimana Strategi Pembelajaran Kosa Kata (Mufradat) ?
7.      Bagaimana Strategi Pembelajaran Gramatika (Nahwu dan Shorof) ?

C. Tujuan Pembahasan
1.   Mengetahui strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab.
2.   Mengetahui cara menerapkan strategi yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Arab.







BAB II
PEMBAHASAN


v  Pengertian Strategi

Strategi adalah salah satu diskursus yang sering kali disorot dalam sistem pembelajaran bahasa. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa senantiasa dinilai dari strategi pengajaran yang digunakan, karena strategilah yang menentukan tercapainya isi dan cara mengajarkan bahasa. Kursus-kursus bahasa yang tumbuh bak jamur dimusim hujan dengan mempromosikan usahanya dan menonjolkan “strategi yang mutakhir” merupakan satu bukti akan pentingnya strategi dalam suatu pengajaran. Perhatikan saja iklan-iklan di koran seperti “dengan strategi paling mutakhir, dijamin dapat berbicara dan berpidato bahasa Inggris dalam tiga bulan” atau kursus bahasa Belanda praktis sistem tiga bulan dengan ekstra pelajaran satu bulan cuma-cuma ditanggung berhasil” dan seterusnya.
Untuk dapat mengakodomir kepentingan diatas, berikut akan dipaparkan berbagai strategi yang diharapkan dapat menjadi solusi alternatif dalam rangka menghilangkan kejemuan dan kesulitan dalam pengajaran bahasa Arab. Dengan pengayaan strategi pembelajaran, dosen sebagai penyampai materi sedikitnya akan membantu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian. Karena filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa, akan tetapi bagaimana dapat membantu mahasiswa supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka dosen tidak lagi menjadi pemeran sentral dalam proses pembelajaran, namun ia hanyalah fasilitator yang memfasilitasi siswa didiknya untuk mencerna materi lewat daya kreatifnya sendiri.[1]

A.    Strategi Pembelajaran Menyimak
Banyak kalangan berpandapat bahwa ketrampilan menyimak tidak perlu dilatih secara khusus, karena ia akan tumbuh dengan sendirinya sebagaimana halnya belajar berjalan dan berbicara pada masa balita. Ia juga merupakan kegiatan yang menyertai kegiatan lainnya. Namun berdasarkan hasil penelitian ilmiah membuktikan, bahwa sebagian besar orang hanya dapat menyerap 30% saja dari pengetahuan yang didengarnya dan hanya dapat mengingat 25% dari apa yang ia serap dari pangetahuan itu. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan daya serap pengetahuan yang didengarnya maka keterampilan menyimak perlu dilatih secara khusus.
Pembelajaran menyimak ada dua macam, yaitu: pertama, menyimak untuk keperluan pengulangan (drill). Menyimak dalam model ini menuntut mahasiswa untuk menyimak teks kemudian mengulang (drill) dari apa yang didengarnya. Kedua, menyimak untuk keperluan memahami teks dengan baik, dapat membedakan mana ide pokok dan mana ide tambahan, dapat memahami alur cerita dalam teks dan sebagainya.
 Adapun strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut:
  1. Ta’lim Muta’awin
Strategi ini sangat berguna bagi dosen, khususnya, untuk mengetahui cara yang paling efektif dan berdaya hasil bagi pemahaman Mahasiswa ajar. Dan secara umum, strategi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda dengan membandingkan catatan hasil belajar.
  1. Talkhis Magza
Strategi ini dapat menguji kemampuan menyimak mahasiswa terhadap isi cerita. Jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan (apa, bagaimana, mengapa, kapan, dimana) yang kemudian disintesiskan ke dalam suatu kalimat singkat, padat, dan jelas sehingga dapat menumbuhkan proses berfikir kreatif kritis terhadap topik yang diberikan.
  1. Istima’ Mutabadil
Strategi ini dapat mengiringi mahasiswa untuk tetap konsentrasi dan terfokus pada materi perkuliahan yang sedang disampaikan. Ia berguna untuk membentuk kelompok-kelompok yang bertanggung jawab pada tugas yang terkait dengan materi.
  1. Istima’ al-Aghani
Strategi ini membantu mahasiswa untuk selalu tanggap dengan cermat, dan tepat dalam memahami dan memaknai syair dan dinyanyikan.
  1. Istima’ al-Ma’lumat au al-Akhbar
Pada Strategi ini, konsentrasi mahasiswa akan terfokus untuk tetap utuh meskipun dalam rentang waktu yang cukup lama. Mahasiswa dapat menyimak dengan seksama sebuah informasi sambil mendalami, keruntutan bahasanya, dan tingkat komunikasinya.
  1. Istima’ al-Musykilat
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan rasa empati mahasiswa pada sesamanya. Mahasiswa dapat memahami keluh kesa mahasiswa yang lain dan menawarkan solusi edukatif dalam penyelesaiannya.

B.     Strategi Pembelajaran Berbicara (Kalam)
Keterampilan berbicara dapat terwujud setelah keterampilan menyimak dan mengucapkan kosa-kata bahasa Arab. Keterampilan ini dapat berupa percakapan, diskusi, cerita atau pidato.
Dalam pengajaran kalam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. Mahasiswa harus mempunyai topik yang dibicarakan.
  2. Mahasiswa harus mempunyai kosa-kata yang relevan dengan topik.
Di samping itu, pengajaran kalam memiliki tahapan, sebagai berikut:
a.       Dimulai dengan ungkapan-ungkapan pendek; berupa salam dan perkenalan.
b.      Mahasiswa dimotifasi untuk berkomunikasi dengan temannya dalam bahasa keseharian yang pendek saja, kemudian secara perlahan ditingkatkan pula menjadi lebih bermakna substansial.
c.       Mahasiswa diminta sering melihat dan mendengar percakapan melalui media elektronik sehingga mereka terbiasa dengan lahjah dan dialek penutur aslinya.[2]
Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kalam adalah sebagai berikut:
  1. Khibrat Mutsirah
Strategi ini digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya berkaitan dengan teks yang akan diajarkan dan untuk mengajak keterlibatan mahasiswa dalam melihat pengalaman mereka sejak awal perkuliahan.
  1. Ta’bir al-Ara’ al-Ra’issiyyah
Strategi ini penting untuk mengasah keberanian mahasiswa dalam mengungkapkan bahasa Arab secara spontanitas kreatif, meski pada awalnya perlu penekanan bagi mahasiswa untuk berani tampil, namun bila terbiasa ia akan melahirkan iklim yang kondusif lagi menyenangkan, di mana mahasiswa mendapatkan kebebasan berekspresi melalui bahasa mereka sendiri.
  1. Tamtsiliyyah
Strategi ini adalah sebuah aktiftas yang membutuhkan kemampuan mahasiswa dalam mengekspesikan dialek bahasa Arab fusha dengan fasih sesuai makhrajnya, di samping dalam mengeksplorasikan kemampuannya dalam bermain peran.
  1. Ta’bir Mushawwar
Melalui bantuan media gambar, mahasiswa dapat membahasakan materi ajar dari presepsi yang ia bisa tangkap uraian dosen melalui bahasanya sendiri.
  1. Ya’lab Daur al-Madurris
Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk dapat berperan sebagai guru bagi kawan-kawanya.
  1. Jial Fa’laal
Tema kontroversial adalah media berharga yang dapat menyulut motivasi belajar dan kedalaman pemikiran mahasiswa dalam menghadirkan argumentasi penganut pendapatnya, meski mungkin bertentangan dengan keyakinannya.
                
C.     Strategi Pembelajaran Membaca (Qira’ah)
Membaca (qira’ah) adalah kegiatan yang meliputi pola berfikir, menilai, menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan membaca, setiap individu dapat mempelajari dan berinteraksi dalam dunia diluar dirinya.
Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, membaca memiliki urgenitas tersendiri yakni:
  1. Membaca merupakan kunci untuk membuka khazanah pengetahuan dan kebudayaan islam.
  2. Long Life Education tidak akan terwujud kalau yang melakukannya tidak dapat membaca.
  3. Memahami khazanah intelektual klasik dan modern.3
Terdapat beberapa kesalahan dalam bacaan yang harus dihindari, di antaranya:
  1. Tidak memperhatikan cara membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya.
  2. Tidak ada alunan suara sesuai dengan tempatnya.
  3. Mulai membaca tanpa memperhatikan dahulu tempat-tempat berhenti, seperti: koma, titik koma, dan titik.
  4. Menyaringkan suara yang tidak perlu.4
Strategi yang digunakan dalam ketrampilan membaca adalah sebagai berikut:
  1. Qira’ah Muwajjahah
Qira’ah Muwajjahah merupakan salah satu strategi untuk mempelajari teks wacana dengan menggunakan penuntun yang berupa pertanyaan-pertanyaan, bagan, skema, dan sebagainya.
  1. Mudzakarat al-Talamidz
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan keberanian mahasiswa untuk mencari tahu sendiri dengan mempertanyakan hal-hal yang belum difahami dari materi bacaan.
  1. Qira’ah Jahriyah
Strategi ini dapat membantu mahasiswa dalam menghadirkan pemahaman dan konsentrasi secara tida langsung terhadap bacaan. Penekanan strategi ini terlihat bukan hanya dalam memahami teks bacaan, tapi juga pada ekspresi bahasa bacaan bahasa Arab yang baik dan benar.
  1. Akhziyat al-Nash
Strategi ini digunakan untuk mempelajari teks wacana yang mempunyai beberapa segmen. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah segmen yang ada dalam teks wacana tersebut.
  1. Talkhis Jama’i
Dalam strategi ini team building perlu dibangun semenjak awal, karena ia menuntut adanya kerjasama kelompok dalam bekerja. Strategi ini dapat membantu mahasiswa menjadi lebih akrab dan saling berinteraksi dalam menuangkan gagasannya dalam memahami ide cerita.
  1. Tartib al-Nash
Strategi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca dan memahami mahasiswa atas teks bacaan. Strategi ini tidak ditujukan bagi mahasiswa pemula, tapi untuk mahasiswa tingkat lanjutan yang tela mengenal struktur kalimat bahasa Arab.5

D.    Strategi Pembelajaran Menulis (Kitabah)
Ada dua terminology untuk memberi nama ketrampilan menulis dalam bahasa Arab yaitu ta’bir tahriri dan insya. Insya atau ta’bir tahriri dibagi menjadi dua macam, yaitu mengarang terstruktur (al-Insya al-Muwajjah) dan mengarang bebas (al-Insya al-Hurr).
Keterampilan menulis harus diajarkan secara bertahap, mulai tahap terendah kemudian pada tahap yang lebih tinggi. Adapun prinsip-prinsip dalam mengajarkannya adalah sebagai berikut:
a.       Tema dan ketentuan lainnya harus jelas.
b.      Tema dianjurkan berasal dari kehidupan nyata atau pengalaman langsung dari peserta didik.
c.       Pengajaran insya harus dikaitkan dengan qawa’id dan muthalaah, karena insya adalah media yang tepat untuk mengimplementasikan qawa’id yang idenya diperoleh dari muthalaah.
d.      Pekerjaan siswa harus dikoreksi, jika tidak, maka peserta didik tidak mengetahui kesalahannya dan dia akan tetap melakukan keslahan lagi.
e.       Untuk mengoreksi kesalahan, sebaiknya diurutkan berdasarkan kepentingannya dan hendaknya dibahas dalam pelajaran khusus.
Strategi yang dapat digunakan untuk pembelajaran menulis ini adalah sebagai berikut:
  1. Musyrakat al-Kitabah al-Fa’alah
Salah satu strategi yang dapat membuat mahasiswa siap mengeksplorasikan gagasannya lewat tulisan. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan mahasiswa dalam menulis, di samping untuk membentuk kerjasama tim.
  1. Ta’bir al-Shuwar
Strategi ini sangat baik dipakai untuk melibatkan mahasiswa dalam menemukan dan menuntut ide cerita secara sistematis.
  1. Mafahin Ra’isiyyah
Strategi ini bermanfaat untuk merangkum isi teks wacana yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan atau pembicaraan. Rangkuman tersebut bebrbentuk gambar atau diagram tentang konsep-konsep yang saling berhubungan dengan garis panah.
  1. Kitabat al-Nasyarat
Strategi ini digunakan untuk melibatkan mahasiswa sejak awal dalam merespon proses belajar mangajar di dalam kelas, di samping dosen dapat mengetahui efektifitas pembelajaran.
  1. Kitabat al-Ma’lumat
Strategi ini cocok digunakan untuk meningkatkan rasa peduli mahasiswa terhadap problematika kehidupan kemanusiaan di luar kelas. Dengan strategi ini, mahasiswa diharapkan melihat lingkungan sekitar dan permasalahan yang ada sebagi bagian dari kehidupannya.
  1. In’ikas al-Maudlu’
Strategi ini dapat menjadi eksperimen menarik bagi mahasiswa untuk mengeksplorasikan objek langsung tersebut melalui kaca matanya.
  1. Mudzakarah Muwajjahah
Dalam strategi ini, dosen hendaknya telah menyiapkan bagan atau skema yang dapat membantu mahasiswanya membuat catatan-catatan kecil dari meteri yang akan disampaikan. Ada banyak pola untuk strategi ini, salah satunya adalah mengisi titik-titik.

E.     Strategi Pembelajaran Kosa Kata (Mufradat)
Kosa kata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa, karena hakekat bahasa adalah sekumpulan kosa kata. Kosa-kata menjadi kebutuhan pokok ketika belajar bahasa Arab.6 Bagaimana mungkin kita bisa berbicara kalau kita tidak memiliki kosa-kata?, bagaimana mungkin kita akan membuat satu kalimat kalau kita tidak menghafal satu persatu kosa-kata yang kita temui ketika kita belajar bahasa Arab.
Siapkan buku kecil atau kertas khusus untuk kita menulis setiap kosa-kata yang kita temui, bedakan dan sendirikan antara kata kerja dengan kata benda atau kata sifat. Dalam menulis kata kerja tulis juga bentuk madhi dan mudhari`nya, begitu juga dalam menulis kata benda tulis bentuk mufrad dan jama`nya.7
 Strategi yang digunakan adalah sebagai berikut:
  1. Al-Kalimat al-Mutaqathi’ah
Strategi ini digunakan untuk lebih memantabkan penguasaan kosa kata dari teks wacana yang telah dipelajari mahasiswa. Ia dapat digunakan sebagai strategi pembelajjaran yang menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang berlangsung.
  1. Al-Kalimat al-Musalsalah
Strategi pembelajaran ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai pembendaharaan kata yang bervariasi dan mampu pula merangkainya dengan tepat dalam struktur kalimat bahasa Arab.
  1. Ta’bir al-Kalimat al-Fabi’iyyah
Strategi ini fokus pada kemampuan mahasiswa memproduksi kata dengan cepat dalam waktu yang relatif singkat.
  1. ’Ardl al-Shuwar
Strategi ini dapat mendorong mahasiswa untuk berekspresi dengan bebrbagai pembendaharaan kata yang terkait dengan objek maupun gambar.
  1. Al-Kalimat al-Gharibah Takhruj
Strategi ini menuntut mahasiswa untuk lebih teliti dalam menelaah kalimat. Strategi ini sebenarnya merupakan pengembangan dari strategi ikhtiyar al-kalimat.
  1. Kalimah Muwajjahah
Strategi ini cocok bagi mahasiswa untuk mengetahui kata-kata mejemuk dalam bahasa Arab dengan cepat dan tepat.8

F.     Strategi Pembelajaran Gramatika (Nahwu dan Shorof)
Para pakar bahasa menyatakan bahwa mempelajari gramatikal bukanlah merupakan tujuan, tetapi merupakan media untuk mengevaluasi kalam dan kitabah seseorang. Pada perkembangan terkini, pengajaran gramatika mulai berubah pola ajar dengan mengaitkannya dengan kebutuhan real bahasa keseharian peserta didik yaitu berkisar pada pola-pola (uslub) yang digunakan dalam teks wacana, teks istima’ atau membahas kesalahan-kesalahan yang ada pada hasil karangan peserta didik, baik kesalahan individu atau kesalahan umun. Pengajaran gramatika yang berdasarkan kebutuhan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh peserta didik, terutama agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menulis dan berbicara.9
Menurut Strategi gramatika ini, pengetahuan kaidah-kaidah tata-bahasa dianggap lebih penting daripada kemahiran untuk menggunakan tata-bahasa itu. Kegiatan-kegiatan berupa latihan ucapan atau penggunaan bahasa secara lisan sama sekali diabaikan.10
Strategi yang dapat digunakan dalam mengajarkan gramatika adalah sebagi berikut:
  1. Muskilat al-Thullab
Strategi pembelajaran ini dapat mengakomodasi kebutuhan dan harapan seluruh mahasiswa, sehingga mahasiswa yang pemalu sekalipun, karena ia memberi peluang kepada mahasiswa menanyakan hal-hal yang belu dimengerti dari gramatika yang telah diajarkan.
  1. Istintajiyyah
Pola pembelajaran ini dapat disampaikan dengan strategi modifikasi lecturing (ceramah), sehingga mahasiswa dapat tetap konsentrasi mengamati berjalannya materi, sambil diselingi dengan berbagai contoh untuk pemantapan materi.
  1. Muqaranat al-Nash
Teknik pembelajaran ini bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan dua model tulisan yang berbeda bentuk, namun sama tema bahasan. Kajian ini lebih difokuskan pada unsur gramatika bahasanya.
  1. Tahlil al-Akhta’
Ini adalah strategi yang menuntut adanya kecermatan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan menganalisa kesalahan pada tata bahasa Arab. Di samping menghadirkan pembenaran atas kesalahan tersebut.
  1. Ikhtiyar al-Jumal
Ini adalah strategi yang membutuhkan kejelian mahasiswa untuk dapat memilah antara kalimat yang salah dan kalimat yang benar. Strategi ini dapat berguna untuk menggugah sense of language mahasiswa terhadap struktur kalimat bahasa Arab.









BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Strategi-strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu: Strategi menyimak, berbicara, membaca, menulis, kosa kata, gramatika, dan terjemah. Dalam penggunaan strategi-strategi tersebut harus disesuaikan dengan tujuan intruksional khusus, keadaan peserta didik, materi, situasi, fasilitas, pengajar, dan kebaikan dan kelemahan strategi, agar mencapai hasil yang maksimal.

B.     SARAN
Sebagai seorang pendidik atau pengajar bahasa Arab, kita dapat menggunakan beberapa strategi yang sudah dipaparkan diatas, dengan begitu peserta didik tidak akan merasa bosan atau jenuh dengan materi yang kita sampaikan. Kita juga harus mampu menerapkan mana strategi yang sesuai dengan situasi dan kondisi dalam suatu forum.

















DAFTAR PUSTAKA

Radliyah Zaenuddin, dkk, Methodologi Dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm.51-52
Ibid, 62-63.
Ibid, 71.
Abu Bakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 39.
Radliyah Zaenuddin, dkk, Methodologi Dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 79.
Ibid, 89.
http://belajarislam.com/program-belajar/arabic-for-all/625-7-kunci-kiat-sukses-belajar-bahasa-arab
Radliyah Zaenuddin, dkk, Methodologi Dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 95.
Ibid, 96.
Sofyan Sauri,Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Empat Keterampilan, (Jurnal Pengetahuan Ilmu-IlmuAgama Islam dan Kebudayaan, 2008).





[1] Radliyah Zaenuddin, dkk, Methodologi Dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm.51-52
[2]  Ibid, 62-63.
3 Ibid, 71.
4 Abu Bakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 39.
5 Radliyah Zaenuddin, dkk, Methodologi Dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 79.
6 Ibid, 89.
7 http://belajarislam.com/program-belajar/arabic-for-all/625-7-kunci-kiat-sukses-belajar-bahasa-arab

8 Radliyah Zaenuddin, dkk, Methodologi Dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 95.
9 Ibid, 96.
10 Sofyan Sauri,Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Empat Keterampilan, (Jurnal Pengetahuan Ilmu-IlmuAgama Islam dan Kebudayaan, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar