Makalah
Sabtu, 21 Mei 2016
Makalah MPI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Seorang manajer atau pemimpin harus mampu membawa organisasi atau lembaga
kearah tujuan yang lebih baik. Tentu proses ini memakan waktu yang lama dan
melewati rentang zaman yang berbeda-beda. Dalam perjalanan eksistensi suatu
lembaga, seorang pemimpin dituntut untuk selalu mengembangkan manajemen
lembaganya sesuai perkembangan zaman. Di zaman yang semakin modern ini tidak
menutup kemungkinan sebuah lembaga – dalam hal ini adalah lembaga pendidikan
Islam – terkontaminasi oleh nilai-nilai budaya global yang negatif. Dan
berdampak buruk bagi nilai-nilai Islam yang telah ada.
Untuk itulah sebagai pelaku
pendidikan Islam kita perlu mengetahui prinsip-prinsip dasar manajemen
pendidikan Islam. Agar dalam perjalanan mencapai tujuan pendidikan Islam, tetap
dalam koridor Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang luhur. Serta
terhindar dari pengaruh budaya global yang negatif yang mengancam keberadaan
nilai-nilai Islam.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dalam makalah
ini kami akan mengangkat beberapa permasalahan diantaranya adalah:
1.
Apa pengertian prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam?
2.
Apa saja prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari
pembahasan makalah ini yaitu:
1.
Mengetahui pengertian dari prinsip-prinsip pendidikan Islam
2.
Mengetahui prinsip-prinsip pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Prinsip berasal dari kata principle
yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandangan, keyakinan, dan
pendirian. Adapun dasar dapat diartikan asas, pokok atau pangkal. Sementar
Manajemen pendidikan Islam diartikan sebagai proses pemanfaatan semua sumber
daya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan, atau lainnya) baik
perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut melalui kerja sama dengan
orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.[1]
Achmadi (1992), menyatakan bahwa
maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas
pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun
pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka
pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan
hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan
nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan
nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun
konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.[2]
Dari beberapa uraian diatas, prinsip
manajemen pendidikan Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai pandangan
yang menjadi dasar seluruh aktivitas manajemen pendidikan Islam dimana
pandangan tersebut merupakan nilai-nilai luhur dalam Islam.
B. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Menurut Prof. DR. H. Ramayulis
terdapat delapan prinsip manajemen pendidikan Islam[3],
prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ikhlas
Mengelola
sekolah pada hakikatnya adalah sebuah kepercayaan dan tugas dari Allah Swt.
Sering kali dalam aplikasinya kita menghadapi beban tugas yang tidak sebanding
dengan materi yang diperoleh. Jika kita berprinsip materialistis, tentu yang
akan terjadi adalah tidak optimalnya pekerjaan yang dilakukan, sebab kita akan
selalu membandingkan apa yang kita kerjakan dengan apa yang kita peroleh.
Dalam hal ini, keikhlasan adalah sebuah prinsip yang akan mendorong
kita untuk berbuat yang terbaik meski apa yang kita peroleh tidak sebanding
dengan materi duniawi yang didapatkan, sebab kita yakin bahwa apa yang kita
lakukan semata-mata sebagai wujud ibadah dan semata-mata mengharap keridhoan
Allah Swt.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 29 yang
artinya :
Dan (katakanlah) : “Luruskanlah muka (diri) mu setiap shalat dan
senbahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia
telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan
kembali
kepada-Nya”.
(Qs. Al-A’raf : 29)
Ayat di atas
mengajarkan kita untuk senentiasa mengikhlaskan segala bentuk peribadatan kita
semata-mata karena Allah Swt disertai keyakinan bahwa Allah Swt pasti akan
memberikan balasan yang setimpal atas ibadah kita itu. Konsekwensi logis jika
sebuah sekolah dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki prinsip ikhlas karena
Allah, maka niscaya sekolah itu akan mendapatkan perlakukan manajerial terbaik
yang mampu dilakukan oleh manajer tersebut, dan hal ini tentu akan berdampak
kepada kualitas sekolah tersebut ke depannya.
2. Jujur
Salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW yang dibawa sejak
sebelum masa kenabian adalah jujur. Jujur menjadi identitas Muhammad SAW yang menjadikannya
dikenal dan dipercaya oleh seluruh masyarakat Arab pada waktu itu. Tentu hal
ini menjadi uswah bagi kita sebagai umatnya, betapa kejujuran kemudian menjadi
modal untuk memimpin umat.
Jika kita berkaca pada realita manajerial saat ini, maka kejujuran
adalah sesuatu yang sangat mahal. Munculnya kasus KKN (korupsi, kolusi, dan
nepotisme) yang semakin merajalela di kalangan para pejabat, mulai dari pejabat
tinggi negara, sampai kepada level pejabat di sekolah mengindikasikan betapa
semakin memudarnya sifat kejujuran, sebab bagaimanapun perilaku KKN itu terjadi
ketika orang sudah mengabaikan kejujuran.
Beberapa ayat Al-Quran berbicara tentang kejujuran berikut ini :
QS. Al-Ahzab:24 yang artinya:
“Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu
karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik... (QS.
Al-Ahzab:24)
QS. Al-Zumr:33 yang artinya:
“Orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.
Al-Zumr:33)
QS: At-Taubah: 119 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang jujur” (QS: At-Taubah: 119).
QS: Muhammad: 21 yang artinya:
“Jikalau mereka jujur kepada Alloh, niscaya yang demikian itu lebih
baik
bagi mereka” (QS:
Muhammad: 21)
Dalam konteks sekolahan, kejujuran menjadi prinsip yang sangat
penting dimiliki oleh pimpinan sekolah. Seorang pimpinan sekolah memiliki
legitimasi untuk menetapkan banyak kebijakan sekolah, termasuk kebijakan dalam
anggaran. Dalam konteks ini, peluang untuk merekayasa data dan melakukan
kecurangan sangat terbuka lebar. Namun jika memiliki prinsip kejujuran, maka
tentunya sebesar apapun peluang untuk melakukan perilaku kebohongan, tentu
tidak akan dilakukan.
Konsekwensi bagi sekolah yang dipimpin oleh seorang manajer yang
jujur tentu sekolah itu akan mendapatkan hak sesuai dengan peruntukan yang
diberikan kepadanya. Program-program pemerintah yang saat ini banyak berpihak
kepada pengembangan kualitas sekolah tentu akan tepat sasaran dan peningkatan
kualitas pendidikan yang diharapkan akan menjadi sebuah keniscayaan dan tidak
akan banyak mengalami kebocoran dana atau penyalahgunaan wewenang.
3. Amanah
Dalam ajaran Islam, jabatan merupakan sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban ini tidak hanya di dunia saja kepada manusia, namun juga di
akhirat kelak kepada Allah SWT. Amanah artinya kepercayaan, maka seseorang yang
diberi amanah adalah orang yang mendapatkan kepercayaan untuk memegang suatu
tugas tertentu.
Allah Swt berfirman dalam Al-Quran Surat An-Nisa’: 58 yang artinya:
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An-Nisa’:
58).
Berdasarkan ayat di atas, maka amanah itu hendaknya diberikan
kepada orang yang berhak menerimanya, yaitu orang-orang yang memenuhi kriteria
sesuai dengan karakteristik pekerjaan atau tugas yang akan diembannya tersebut.
Selanjutnya, orang yang diberi amanah harus mewujudkan amanah yang diembannya
tersebut dan tidak melakukan penyelewengan atau penyalahgunaan.
Dalam konteks sekolahan, jabatan pimpinan sekolah adalah sebuah amanah.
Seorang pemimpin sekolah atau guru yang memiliki prinsip bahwa pekerjaan atau tugasnya
itu adalah sebuah amanah, maka dia tentu akan berusaha melaksanakan kepercayaan
tersebut sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya.
Penyelewengan atau penyalahgunan terhadap tugas dan wewenang yang diembankan
kepadanya mengindikasikan bahwa orang tersebut adalah orang yang tidak amanah.
Dengan demikian, sekolah yang dihuni oleh orang-orang yang amanah dengan
sendirinya akan mendapatkan sebuah kultur kehidupan dimana semua orang berpegang
dan bekerja sesuai dengan tugas dan kewenangannya, dan hal ini tentu akan
berdampak signifikan terhadap kualitas sekolah tersebut. Segala jenis program yang
dibuat sekolah tentu akan relative lebih mudah untuk diwujudkan.
4. Adil
Salah satu prinsip dasar yang penting dalam manajemen pendidikan Islam
adalah adil. Menurut Abuddinnata (2003: 144) keadilan adalah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan pada persamaan atau bersikap tengah-tengah atas dua perkara.
Keadilan ini terjadi berdasarkan keputusan akal yang dikonsultasikan dengan
agama. Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, obyektif terhadap orang lain
dalam memberikan hukuman, sering diartikan pula dengan persamaan dan keseimbangan
dalam memberikan hak orang lain tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi.
Berlaku adil sangat dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
menjadi salah satu indikator ketakwaan seseorang Firman Allah Swt dalam Al
Qur’an surah ar-Rahman:7-9 yang artinya :
“ Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan Dia meletakkan
neraca (keadilan) suapaya kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan
tegakkanlah timbangan itu dengan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi
neraca itu”
Selanjutnya di dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 8 Allah Swt juga berfirman
Artinya:
“
hai orang-orang yang beriman, hendaklah Kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah Swt., menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah
kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt. Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al-Maidah: 8)
Dalam konteks sekolahan, keadilan sering kali menjadi hal yang
sangat sensitif dan sangat rentan menimbulkan konflik manakala ketidakadilan
itu tidak terwujud. Pemberian gaji/tunjangan sampai pemberian tugas/wewenang
dan tanggung jawab adalah diantara bagian manajemen persekolahan yang memiliki peluang
melahirkan ketidakadilan. Oleh karena itu, dalam manajemen pendidikan islam,
keadilan harus menjadi prinsip dasar yang dimiliki oleh seorang pemimpin di dalamnya.
Sebuah sekolah yang memiliki pemimpin yang adil di dalamnya, akan memiliki
kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan kualitas didalamnya.
5. Tanggung jawab
Dalam prinsip manajemen pendidikan Islam, tanggung jawab terhadap amanah
yang diembankan merupakan salah satu prinsip penting dalam membangun manajemen
yang positif. Lepas tangan terhadap tanggung jawab akan melahirkan hasil
ketidakpastian program yang ingin dicapai. Dalil tentang jawab dapat dituliskan
berikut ini :
Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Baqarah: 286 : Artinya:
“
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannnya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)
Dalam konteks sekolahan, pemimpin yang bertanggung jawab akan menjadi
ujung tombak keberhasilan program pendidikan didalamnya. Betapa tidak, keseluruhan
tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai program dan cita-cita ideal
yang diinginkan terletak pada pemimpin sebagai motor penggeraknya. Oleh karena
itu, prinsip bertanggung jawab terhadap tugas dan amanah yang diembankan
haruslah menjadi salah satu prinsip dasar yang dipegang oleh setiap manajer.
6. Dinamis
Dalam manajemen
organisasi, seorang pemimpin harus mampu mengembangkan organisasinya untuk
mengimbangi perkembangan zaman. Begitupun Manajemen pendidikan Islam, harus
mampu mengembangkan organisasinya kea rah yang lebih baik agar tidak tergerus
oleh perkembangan zaman yang kian maju.
Frman Allah QS. Ar Ra’d: 11
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya:
bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia..
Ayat diatas mengandung prinsip bahwa
sistem manajemen dalam pendidikan Islam seharusnya merupakan sebuah system yang
dinamis, bukan statis. Dinamika tersebut selalu diarahkan kepada tujuan
pendidikan Islam dan dilandasi dengan prinsip-prinsip manajemen.
7. Praktis
Firman Allah QS. Al-‘Ashr ayat 1-3
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
Artinya:
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
Teori manajemen
dalam pendidikan Islam harus dapat diaplikasikan. Pengaplikasian ini pada
dasarnya merupakan implementasi keimanan seorang Muslim dalam bentuk amal
shaleh.
8. Fleksibel
Firman Allah QS. Al-Anbiya’:107
!$tBur »oYù=yör& wÎ) ZptHôqy úüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya:
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Sistem manajemen dalam pendidikan
Islam diharapakan mampu memberikan manfaat bahkan mengarahkan sistem pendidikan
lain kearah yang lebih baik. Bukan dipandang sebagai manajemen yang kaku tanpa
memperdulikan kontribusi manajemen pendidikan lain diluar Islam.
Demikianlah
beberapa prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam yang akan sangat ideal jika
dimiliki dan dipegang oleh setiap manajer muslim. Tentu saja prinsip-prinsip
ini bukanlah prinsip baku, artinya masih banyak prinsip-prinsip lain yang dapat
dikembangkan dengan mengacu kepada historis atau dalil-dalil naqli yang
terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadis. Namun dalam hal ini, beberapa prinsip yang
kami ambil dari pemikiran Prof. DR. H. Ramayulis tersebut merupakan prinsip
yang cukup mendasar dan sangat penting untuk dipegang dan diimplementasikan
dalam kehidupan keseharian, terutama dalam konteks sekolahan sebagai ujung
tombak pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prinsip manajemen pendidikan Islam
secara sederhana dapat diartikan sebagai pandangan yang menjadi dasar seluruh
aktivitas manajemen pendidikan Islam dimana pandangan tersebut merupakan
nilai-nilai luhur dalam Islam.
Dari pemikiran Prof.
DR. H. Ramayulis
yang kami paparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip manajemen
pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.
Ikhlas
2.
Jujur
3.
Amanah
4.
Adil
5.
tanggung jawab
6.
dinamis
7.
praktis
8.
fleksibel
B. SARAN
Dalam
menentukan prinsip manajemen pendidikan Islam sebenarnya kita dapat mengambil
dari nilai-nilai luhur Islam lainya dengan dasar dalil dari Al-Quran dan Hadis
yang relevan dengan dunia pendidikan Islam saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010
Qomar,
Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2008.
Ibrahim Lubis, http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-pendidikan-islam.html
diakses tanggal 6 Maret 2014
[2] Ibrahim Lubis, http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-pendidikan-islam.html
diakses tanggal 6 Maret 2014
Langganan:
Postingan (Atom)